Budidaya jangkrik merupakan usaha yang cukup menguntungkan dan semakin diminati, baik untuk skala kecil maupun besar. Salah satu kunci kesuksesan dalam beternak jangkrik adalah memilih kandang yang tepat. Kandang yang sesuai akan mendukung perkembangan jangkrik, mulai dari telur hingga dewasa, serta meminimalisir risiko stres atau kematian akibat lingkungan yang tidak kondusif.
Pada artikel ini, kita akan membahas saran kandang yang pas untuk ternak jangkrik, mencakup ukuran, bahan yang digunakan, serta cara menjaga kondisi kandang agar jangkrik tetap sehat dan produktif.
1. Ukuran Kandang yang Ideal
Ukuran kandang jangkrik sangat bergantung pada skala ternak yang ingin dijalankan. Untuk peternak pemula, ukuran kandang bisa lebih kecil, sementara peternak skala besar memerlukan kandang yang lebih luas.
Kandang Kecil (Skala Kecil/Pemula): Untuk pemula yang baru memulai, kandang berukuran 60 x 40 x 30 cm bisa menjadi pilihan. Kandang ini cukup untuk menampung sekitar 5.000 hingga 8.000 jangkrik.
Kandang Skala Besar: Jika ingin ternak dalam jumlah besar, kandang dengan ukuran 100 x 60 x 40 cm bisa menampung hingga 10.000 jangkrik dewasa. Peternak skala besar biasanya menggunakan beberapa kandang sekaligus untuk memaksimalkan hasil.
Tinggi Kandang: Pastikan tinggi kandang cukup untuk menampung jangkrik tanpa risiko mereka keluar. Tinggi sekitar 30-50 cm biasanya sudah memadai, tergantung jumlah jangkrik di dalamnya.
2. Bahan Kandang yang Tepat
Pemilihan bahan kandang juga sangat penting. Bahan yang digunakan harus mampu menjaga suhu dan kelembapan kandang, serta aman bagi jangkrik. Berikut beberapa bahan yang umum digunakan dalam pembuatan kandang jangkrik:
a. Tripleks atau Kayu
Kelebihan: Tripleks dan kayu banyak digunakan karena murah, mudah diperoleh, dan mampu menjaga suhu dalam kandang tetap stabil. Selain itu, bahan ini dapat dipakai berulang kali.
Kekurangan: Namun, kandang dari kayu atau tripleks bisa menjadi sarang bagi hama seperti semut atau cicak jika tidak dirawat dengan baik. Pastikan kandang selalu bersih untuk menghindari serangan hama.
b. Plastik atau Terpal
Kelebihan: Bahan plastik atau terpal lebih mudah dibersihkan dan tidak menyerap air, sehingga cocok digunakan untuk menjaga kelembapan kandang yang stabil. Selain itu, plastik juga lebih tahan lama dibandingkan kayu yang bisa lapuk.
Kekurangan: Sayangnya, plastik cenderung kurang baik dalam menjaga suhu, terutama di daerah yang memiliki cuaca ekstrim (sangat panas atau dingin).
c. Kawat Nyamuk
Pada bagian atas kandang, penggunaan kawat nyamuk dapat membantu sirkulasi udara sekaligus mencegah jangkrik melompat keluar. Kawat nyamuk juga berguna untuk melindungi jangkrik dari predator seperti cicak atau tikus.
3. Pengaturan Suhu dan Kelembapan Kandang
Jangkrik sangat peka terhadap perubahan suhu dan kelembapan. Oleh karena itu, kandang yang baik harus mampu menjaga kondisi suhu dan kelembapan yang optimal. Idealnya, suhu di dalam kandang harus berada di kisaran 25-30 derajat Celsius, dengan kelembapan antara 70-80%.
Suhu Terlalu Panas: Jika suhu terlalu tinggi, jangkrik bisa mengalami stres atau dehidrasi, sehingga produksi telur menurun. Anda bisa menempatkan kandang di tempat yang teduh dan ventilasi yang baik untuk menghindari hal ini.
Suhu Terlalu Dingin: Suhu yang terlalu dingin dapat memperlambat pertumbuhan jangkrik dan mengurangi aktivitas mereka. Untuk mengatasi suhu dingin, Anda bisa menutup kandang dengan kain atau plastik pada malam hari.
Menjaga Kelembapan: Untuk menjaga kelembapan, tambahkan wadah berisi air atau kain basah di dalam kandang. Namun, jangan terlalu banyak air karena bisa menyebabkan kelembapan berlebihan yang justru dapat memicu pertumbuhan jamur.
4. Sirkulasi Udara yang Baik
Sirkulasi udara yang baik sangat penting dalam kandang jangkrik. Udara yang terjebak di dalam kandang bisa membuat jangkrik merasa tidak nyaman dan rentan terkena penyakit. Untuk memastikan sirkulasi udara tetap lancar, gunakan bahan penutup atas yang berlubang seperti kawat nyamuk atau anyaman bambu. Selain itu, jangan menutup rapat kandang secara keseluruhan, agar udara segar tetap bisa masuk.
5. Perlindungan dari Hama dan Predator
Jangkrik memiliki beberapa musuh alami, seperti cicak, tikus, semut, atau laba-laba. Pastikan kandang jangkrik dilengkapi dengan perlindungan dari serangan hama ini. Beberapa tips yang bisa dilakukan antara lain:
Gunakan Kaki Kandang yang Berisi Air: Salah satu cara untuk mencegah semut adalah dengan membuat kaki kandang yang berada di dalam wadah berisi air. Semut tidak bisa menyeberang melewati air, sehingga jangkrik aman dari serangan semut.
Penutup Kandang yang Rapat: Pastikan penutup atas kandang rapat dan tidak ada celah yang bisa dimasuki cicak atau tikus. Anda bisa menambahkan kain kasa di atas kawat nyamuk untuk perlindungan ekstra.
6. Media di Dalam Kandang
Di dalam kandang, tambahkan media yang bisa digunakan jangkrik sebagai tempat bersembunyi dan bertelur. Beberapa media yang bisa digunakan antara lain:
Ampas Tebu: Ampas tebu merupakan bahan alami yang sering digunakan sebagai alas di kandang jangkrik. Bahan ini mampu menyerap kelembapan dan memberikan kenyamanan bagi jangkrik.
Bekas Kardus Telur: Kardus bekas telur sering digunakan sebagai sarang jangkrik karena teksturnya yang berserabut dan mudah ditemukan. Kardus ini juga membantu jangkrik bersembunyi dan merasa aman.
7. Frekuensi Pembersihan Kandang
Kandang jangkrik harus dibersihkan secara rutin untuk menjaga kesehatan jangkrik dan mencegah timbulnya penyakit atau serangan hama. Idealnya, kandang dibersihkan setiap kali selesai masa panen, atau setiap 2-3 minggu sekali. Jangan lupa untuk membuang sisa makanan, kotoran jangkrik, dan mengelap bagian dalam kandang dengan kain lembab.
8. Penempatan Kandang yang Tepat
Penempatan kandang juga sangat penting dalam menjaga kesehatan jangkrik. Kandang harus diletakkan di tempat yang sejuk, teduh, dan terlindung dari angin kencang atau sinar matahari langsung. Tempat yang terlalu panas atau terlalu berangin bisa membuat jangkrik stres dan sulit berkembang biak.
9. Cara Membuat Kandang yang Hemat Biaya
Jika ingin membuat kandang sendiri dengan biaya yang lebih terjangkau, Anda bisa memanfaatkan bahan-bahan bekas seperti kayu palet, tripleks bekas, atau terpal yang sudah tidak terpakai. Dengan sedikit kreativitas, Anda bisa membuat kandang jangkrik yang fungsional tanpa harus mengeluarkan banyak biaya.
Kesimpulan
Memilih kandang yang pas untuk ternak jangkrik adalah langkah krusial dalam menjamin kesuksesan budidaya jangkrik. Kandang yang ideal harus memiliki ukuran yang cukup, bahan yang aman dan tahan lama, serta lingkungan yang mampu menjaga suhu dan kelembapan tetap stabil. Selain itu, perlindungan dari hama dan predator serta sirkulasi udara yang baik juga sangat penting dalam menjaga kesehatan jangkrik. Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, Anda bisa memastikan bahwa jangkrik akan tumbuh dengan baik dan menghasilkan panen yang maksimal.
0 comments